DosenBahasa.com

Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya kita pernah mendengar seseorang yang diberi sebuah julukan atau diberi gelar tertentu karena ciri khas yang milikinya. Dan seringkali orang yang diberi julukan tersebut dipanggil dengan nama julukannya. Menggantikan nama seseorang dengan nama alias/julukannya inilah yang dinamakan majas antonomasia yang akan kita bahas dalam artikel kali ini.

Berdasarkan uraian singkat diatas, majas antonomasia dapat kita artikan sebagai gaya bahasa yang digunakan untuk menyebutkan seseorang/benda dengan ciri khas/sifat dari seseorang/benda tersebut. Dalam macam macam majas, majas antonomasia termasuk dalam kategori majas perbandingan.

Baca : macam macam majas perbandingan

Untuk lebih mudah dipahami, dibawah ini contoh-contoh dari majas antonomasia.

1. Si kaki panjang itu mampu menjadi pemenang dalam arena atletik kemarin.
2. Bocah bongsor itu terpilih menjadi finalis dalam ajang bayi sehat nusantara.
3. Kemana saja si pemalas itu? Dari tadi belum terlihat juga batang hidungnya.
4. Kita tidak bisa mengandalkan si lamban itu dalam bekerja.
5. Kapan kau mengajakku bertemu dengan si konglomerat itu?
6. Si tua renta itu hidup sebatangkara selama berpuluh-tahun di desa kami.
7. Aku takkan mau mengajak si cupu itu bergabung dalam anggotaku.
8. Si miskin itu akhirnya menjadi kaya raya semenjak anaknya bekerja di luar negeri dan menetap di sana.
9. Kau jangan menjalin hubungan dengan si gelap mata itu. Nanti hidupmu akan sengsara dibuatnya.
10. Mana mungkin si pendek itu bisa lolos dalam pemilihan gadis sampul?
11. Katakan kepada si gempal itu. Tubuhnya yang padat berisi hanya menjadi beban bagi orangtuanya.
12. Setiap saat kerjanya hanya bersantai-santai. Sampai kapanpun si pelamun itu takkan sukses.
13. Kapan lagi kau berkesempatan berkenalan dengan si wajah ayu itu?
14. Sudah saatnya kau berbenah diri. Tubuhmu yang gemuk itu tak sedikitpun membuat orang melirikmu.
15. Pagi-pagi begini si gimbal sudah mampir di warung kami. Seperti biasa, dia mau berhutang lagi.
16. Kapan terakhir kali kau berjumpa dengan si tampan itu?
17. Aku tidak mau menjalin hubungan dengan si tamak itu.
18. Si penghasut itu akhirnya berhasil membuat pasangan suami istri tetangganya bercerai.
19. Apapun yang kau lakukan, akan selalu salah di mata di sombong itu.
20. Si bodoh itu telah membuat kami rugi berpuluh-puluh juta.
21. Si rakus itu tak akan pernah puas, meskipun segunung emas harta yang dimilikinya.
22. Aku sudah memutuskan untuk tidak bertemu lagi dengan si pemberi harapan palsu itu lagi.
23. Si bijak itu selalu membuatku tenang dan memberi jalan keluar setiap aku mempunyai masalah.
24. Kemarin si kaya itu mengundang puluhan anak yatim untuk acara syukuran di rumahnya.
25. Aku telah memutuskan hubungan dengan si jelek itu karena dia hanya mengincar hartaku.
26. Dalam setiap kegundahanku, aku selalu merindukan si pelipur laraku.
27. Dialah yang menjadi intan permata di hidupku.
28. Si bangsat itu akhirnya dijatuhi hukuman setimpal atas perbuatannya.
29. Kau harus mengatur strategi untuk berkenalan dengan si pemalu itu karena dia terkenal susah untuk didekati.
30. Sebaiknya kau bertanya kepada si pintar itu untuk menyelesaikan PR matematikamu.
31. Si baik hati itu akan selalu membantumu jika kau telah menjadi sahabat karibnya.
32. Untuk apa kau mendekatinya? Si pemarah itu tidak akan membuatmu betah berteman dengannya.
33. Si lincah itu bercita-cita menjadi seorang penari balet profesional.
34. Dialah pemilik hatiku, si sederhana itu.
35. Kau akan sulit bersama si peragu itu karena dia akan membuatmu lama menunggu.
36. Tidak sulit bagi si pandai itu untuk membantumu. Dia punya segudang ide yang bermanfaat bagimu.
37. Si dermawan itu telah menyumbangkan hartanya untuk pembangunan pesantren dan rumah yatim piatu di desa kami.
38. Aku bertengkar lagi dengan si perasa itu hanya karena salah paham.
39. Aku tidak menyangka ternyata si keren itu sudah mengincarku sejak lama.
40. Si pemurah itu selalu saja memberi sedikit makannya untuk anak-anak jalan setiap hari.
41. Beberapa hari yang lalu, si pirang datang menitipkan undangan pernikahannya untukmu.
42. Kita pun bisa seperti si penyabar itu. Hanya saja perlu dilatih.
43. Aku merasa beruntung mengenal si lemah lembut itu. Darinya aku banyak belajar menjadi penyabar.
44. Aku sangat tersanjung karena si rupawan itu ingin meminangku.
45. Setiap hari si cerewet itu selalu saja protes terhadapku. Semua yang kulakukan tidak ada baiknya baginya.
46. Si tangguh itu mampu menjadi tulang punggung keluarganya meskipun umurnya belum dewasa.
47. Dari kecil si mandiri itu tidak pernah menyusahkan orang tuanya. Sebaliknya, setiap hari ia selalu membantu mereka meskipun dia sibuk.
48. Tak heran jika ia memenangkan kompetisi itu. Ia memang terkenal dengan si kutu buku.
49. Sejak pindah sekolah, sudah lama kita tak bertemu si ceking.
50. Aku akan meminta si jangkung itu untuk mengambil layangan yang tersangkut di pohon jambu.
51. Si congkak itu dijauhi oleh teman-temannya karena lagaknya yang angkuh.
52. Kemarin, aku bertemu si cadel di salon ujung jalan itu.
53. Si muka badak itu setiap hari bertandang ke rumahku.
54. Si cantik itu tidak akan menerimamu yang hanya seorang pekerja kasar itu.
55. Kapanpun kau perlu, si baik hati itu akan selalu membantumu.
56. Si mata indah itu berhasil memukau penonton lewat penampilannya tadi malam di salah satu stasiun TV nasional.
57. Si buaya itu takkan pernah serius denganmu karena sudah banyak korban akibat bujuk rayunya.
58. Si pecundang itu takkan berani mengambil keputusan tegas. Kau hanya akan dibuatnya menunggu tanpa kepastian.
59. Setiap kali ku melihat si rambut indah itu, aku jadi teringat sosok mantan istriku yang dulu.
60. Si kepala batu itu tidak akan mau mendengar nasehatmu meskipun mulutmu berbusa menasehatinya.
61. Si keras hati itu akan tetap pada keputusannya meskipun kau membujuknya dengan berbagai macam cara.
62. Setiap hari si ringan tangan itu bertengkar dengan istrinya.
63. Si putih kapas itu menjadi pemeran iklan makanan ringan.
64. Kau akan sengsara bila dekat dengan si penghianat itu.
65. Si pembohong itu berhasil menggelapkan dana dari rekeningku dan membawa uang puluhan juta.
66. Si pengadu domba itu hanya akan merusak hubunganmu dengannya. Sebaiknya kau tidak usah berteman dekat dengannya.
67. Setiap hari ada saja tingkah si bandel itu yang membuatku kesal.
68. Si mata duitan itu hanya akan memanfaatkan kebaikanmu dan mengincar hartamu. Tidak ada ketulusan yang terpancar dari sikapnya.
69. Si besar kepala itu senangnya dipuji oleh atasan. Dia tidak pernah memperhatikan teman-teman sekerjanya.
70. Tak usah kesal dengan si mulut kasar itu. Dia memang begitu kepada semua orang.

Demikianlah uraian pembahasan tentang majas Antonomasia dan contohnya. Semoga bermanfaat.