5 Contoh Paragraf Silogisme Disjungtif dalam Bahasa Indonesia

Salah satu jenis-jenis paragraf yang ada adalah paragaf silogisme. Adapun pengertian paragraf silogisme sendiri adalah paragraf yang berisi kesimpulan dari dua premis atau pernyataan yang ada. Unsur paragraf ini lazimnya terdiri atas premis/pernyataan umum (PU), premis khusus (PK) dan juga kesimpulan (K). Beberapa contoh paragraf silogisme dari beberapa jenisnya sendiri sudah pernah ditampilkan sebelumnya, mulai dari contoh paragraf silogisme kategorial; contoh paragraf silogisme hipotektik; contoh paragraf silogisme alternatif; sampai contoh paragraf silogisme entimen.

Artikel kali ini pun juga akan menampilkan beberapa contoh dari salah satu jenis paragraf silogisme, yaitu paragraf silogisme disjungtif. Paragraf ini merupakan paragraf silogisme yang PU-nya berupa pilihan dan PK-nya berupa pembenaran atau sangkalan PU yang lazim diawali dengan kata ternyata.

Contoh-contoh dari paragraf ini sendiri adalah sebagai berikut!

Contoh 1:

Polanya:

PU: Sitor pulang kampung atau tetap di tempat perantauan.
PK: ternyata Sitor tidak akan pulang kampung.
K: Sitor masih akan menetap di tenpat perantauan.

Paragrafnya:

Sehari sebelum lebaran, kami memastikan kepada Sitor, apakah dia akan pulang kampung atau tetap menetap di tempat perantauannya. Sitor pun menjawab bahwa pada lebaran tahun ini, ternyata dia tidak akan pulang kampung. Itu berarti Sitor masih akan menetap di tempat perantauannya tersebut.

Contoh 2:

Polanya:

PU: dia suka makan nasi goreng atau mi goreng.
PK: ternyata dia tidak suka makan mi goreng.
K: dia suka makan nasi goreng.

Paragrafnya:

Aku sempat bertanya kepadanya, apakah dia suka makan nasi goreng atau mi goreng. Sebelum dia menjawabnya, aku masih mengira bahwa dia menyukai nasi goreng. Tapi, setelah mendengar jawabannya, aku pun baru mengetahui bahwa dia tidak suka makan mi goreng. Itu berarti dia suka menyantap nasi goreng.

Contoh 3:

Polanya:

PU: ayah Irfan seorang pelaut atau petani.
PK: ternyata ayah Irfan seorang petani.
K: ayah Irfan bukan seorang pelaut.

Paragrafnya:

Banyak yang menyangka bahwa ayah Irfan adalah seorang pelaut, termasuk kami. Untuk memastikan perikiraan kami, akhirnya kami pun memberanikan diri bertanya kepada Irfan. Kami menanyakan kepadanya, apakah ayahnya seorang pelaut atau justru seorang petani. Irfan pun menjawab pertanyaan tersebut. Dari jawaban tersebut, kami mengetahui bahwa ayah Irfan ternyata adalah seorang pelaut. Berarti, bisa disimpulkan bahwa ayah Irfan bukanlah seorang pelaut, melainkan petani.

Contoh 4:

Polanya:

PU: pemalak itu masih di pasar atau sudah pergi.
PK: ternyata pemalak itu tidak ada di pasar
K: pemalak itu sudah pergi.

Predikatnya:

Aku ingin memastikan apakah pemalak itu masih di pasar atau malah sudah pergi. Aku pun lantas pergi ke pasar. Saat sampai di sana, ternyata pemalak itu sudah tidak ada di pasar lagi. Itu berarti pemalak itu sudah pergi dari sana.

Contoh 5:

Polanya:

PU: pedagang itu berdagang dengan jujur atau curang.
PK: pedagang itu berdagang dengan curang.
K: pedagang itu tidak jujur.

Paragrafnya:

Aku tengah menyelidiki apakah pedagang itu berdagang dengan jujur atau curang. Setelah diselidiki, ternyata pedagang itu berdagang dengan cara curang. Itu berarti, selama ini dia berdagang dengan cara yang tidak jujur.

Demikianlah beberapa paragraf silogisme disjungtif dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan para pembaca sekalian, baik itu mengenai paragraf maupun bahasa Indoenesia. Terima kasih.