12 Contoh Peribahasa Sindiran beserta Maknanya
Peribahasa mempunyai berbagai macam jenis, di mana salah satu diantara macam-macam peribahasa tersebut adalah peribahasa sindiran. Seperti namanya, peribahasa sindiran merupakan peribahasa yang isinya berupa sindiran kepada orang lain. Biasanya orang yang disindir dengan peribahasa ini adalah orang yang buruk perilakunya dan tidak jarang orang yang fisiknya kurang pun disindir menggunakan peribahasa ini. Untuk mengetahui seperti apa bentuk peribahasa ini, berikut ditampilkan beberapa contoh peribahasa sindiran beserta maknanya yang beberapa diantaranya dikutip dari artikel kumpulan peribahasa serta contoh pepatah dan peribahasa dalam bahasa Indonesia.
- Air beriak tanda tak dalam: orang yang banyak berbicara belum tentu tinggi ilmunya.
- Peribahasa ini biasanya ditujukan untuk menyindir orang yang ilmunya msih sedkit namun terlalu banyak berbicara seolah-olah dia yang paling mengetahui segala hal.
- Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan: selalu memikirkan urusan orang tanpa memerdulikan diri sendiri.
- Peribahasa ini biasanya dipakai untuk menyindir orang yang terlalu memperdulikan urusan orang lain, namun urusan pribadinya malah terbengkalai dan tidak terselesaikan.
- Angan-angan menerawang langit: mencita-citakan sesuatu yang tinggi.
- Peribahasa ini berisi sindiran kepada orang-orang yang bercita-cita terlalu tinggi tanpa mengukur dulu kemampuan diri sendiri.
- Angan mengikuti tubuh: bersusah hati memikirkan hal yang bukan-bukan.
- Peribahasa ini berisi sindiran kepada oang-orang yang terlalu sering memikirkan hal-hal yang bukan-bukan atau hal-hal yang belum tentu terjadi di masa yang akan datang.
- Angguk bukan, geleng iya: lain di mulut lain di hati.
- Sesuai maknanya, peribahasa ini ditujukan untuk orang-orang munfaik yang perkataan dan hatinya selalu tidak sesuai.
- Bagai belut diregang: badannya kurus sekali.
- Peribahasa ini biasanya dipakai untuk menyindir orang-orang yang badannya kurus sekali.
- Berdiang di abu yang dingin: ridak mendapatkan apapun dari majikan, saudara, dan sebagainya.
- Perbiahasa ini berisi sindiran kepada orang-orang yang mengabdi kepada satu majikan yang tidak bertanggung jawab, atau mempunyai saudara/kerabat yang tidak memperdulikan nasib mereka, sehingga mereka pun tidak mampu memperoleh hak yang semestinya mereka dapatkan.
- Belum beranak sudah ditimang: belum sukses, sudah senang-senang.
- Sesuai artinya, peribahasa ini berisi sindiran untuk orang-orang yang merasa jemawa sebelum kesuksesannya datang dan malah justru bersenang-senang terlebih dulu meskipun kesuksesannya belum juga datang.
- Geleng seperti si patung kenyang: berjalan dengan sombong.
- Peribahasa ini berisi sindiran kepada orang-orang yang melangkahkan kakinya secara sombong, sehingga menimbulkan ketidaksukaan orang lain kepadanya.
- Gemuk membuang lemak, cerdik membuang kawan: tidak mau membantu atau bergaul dengan keluarga saat sudah sukses.
- Peribahasa ini menyindir orang-orang sukses yang justru sombong dan enggan membantu bahkan berbaur dengan keluarganya sendiri.
- Hangat-hangat tahi ayam: keinginan yang tidak tetap.
- Sesuai artinya, peribahasa ini ditujukan untuk menyindir orang yang keinginannya sering berubah dan tidak tetap, sehingga membuat orang lain dan dirinya sendiri kebingungan.
- Hidung dicium, pipi digigit: kasih sayang yang semu; pura-pura saja.
- Peribahasa ini berisi sindiran untuk orang-orang (entah itu teman atau pasangan) yang hanya pura-pura menyayangi orang lain.
Demikianlah beberapa contoh peribahasa sindiran beserta maknanya. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa contoh peribahasa lainnya, maka pembaca dapat membuka artikel contoh bidal, contoh pameo dan artinya, contoh pameo, idiom, dan peribahasa, serta contoh peribahasa tamsil atau perumpamaan. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai peribahasa maupun bahasa Indonesia. Sekian dan terima kasih.