6 Perbedaan Prosa Lama dan Prosa Baru dalam Bahasa Indonesia
Prosa merupakan sebuah karangan dan karya sastra yang ditulis secara naratif, deskriptif, dan juga imajiatif. Berdasarkan waktunya (khususnya di Indonesia), prosa terbagi atas dua jenis, di mana jenis-jenis prosa berdasarkan waktunya tersebut antara lain prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa yang berkembang sebelum pengaruh sastra barat. Sementara itu, prosa baru adalah prosa yang berkembang setelah mendapat pengaruh dari sastra barat.
Selain berbeda dalam soal waktu, kedua jenis prosa ini juga mempunyai sejumlah perbedaan lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut akan dijelaskan sebagaimana berikut ini!
1. Tema
Perbedaan pertama yang melekat dalam prosa lama dan baru adalah temanya. Pada prosa lama, tema yang dominan antara lain: kerajaan, religi, mitos, legenda, dan fabel. Sementara itu, tema-tema yang biasanya diangkat dalam sebuah prosa baru adalah: romansa, sosio-politik, dan juga fantasi. Meski begitu, tema religi juga biasa dipakai dalam suatu prosa baru.
2. Latar Tempat dan Waktu
Perbedaan selanjutnya yang melekat pada prosa lama dan baru adalah latar tempat serta waktunya. Latar tempat dan waktu prosa lama adalah kerajaan dan zaman kerajaan kuno. Sementara itu, latar tempat dan waktu pada prosa baru jauh lebih beragam, bisa di kerajaan, perkotaan, dan bahkan di sebuah negeri antah berantah sekalipun.
3. Alur Ceritanya
Prosa lama kebanyakan menggunakan alur maju sebagai alur utamanya. Sementara itu, prosa baru jauh lebih variatif dalam penggunaan alur ceritanya. Prosa baru sendiri memang bisa ditampilkan dalam format alur maju, mundur, atau campuran dari dua alur tersebut.
4.Pencantuman Nama Penulisnya
Letak perbedaan lainnya yang melekat pada prosa lama dan baru adalah dari segi pencantuman nama penulisnya. Pencantuman nama penulis pada prosa lama tidak dilakukan, sehingga pencipta prosa lama sering dianggap atau disebut sebagai anonim. Meski begitu, terdapat beberapa prosa lama yang nama penulisnya ditulis secara jelas. Misalnya saja Hikayat Abdullah karya Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi.
5. Penyebaran Karya Sastra
Seperti halnya jenis sastra lama pada umumnya, penyebaran prosa lama juga dilakukan dengan tradisi lisan. Artinya, setiap prosa lama yang ada pada masa itu disebarkan dengan cara didongengkan atau diceritakan dari satu orang ke orang lainnya. Meski begitu, ada pula beberapa prosa lama yang penyebarannya dilakukan secara teks atau ditulis. Hikayat Abdullah karya Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi adalah salah satu contoh prosa lama yang disebarkan melalui tulisan (buku).
Sementara itu, prosa baru sendiri merupakan prosa yang disebarkan dengan cara tekstual atau tertulis. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya prosa baru yang bisa kita temukan di keseharian dalam bentuk sebuah buku, entah itu buku antologi cerpen ataupun novel.
6. Pengaruh Utamanya
Perbedaan terakhir yang melekat pada prosa lama dan baru adalah pengaruh utama dari karya sastra tersebut. Prosa lama merupakan prosa yang belum mendapat pengaruh sastra barat. Adapun yang mempengaruhi terbentuknya prosa ini adalah tradisi masyarakat setempat yang bercampur padu dengan pengaruh sastra timur, baik yag dari India ataupun Arab.
Sementara itu, pengaruh utama yang mempengaruhi lahir dan berkembangnya prosa baru adalah tentu saja sastra barat, baik itu Eropa maupun Amerika.
Demikianlah beberapa perbedaan yang melekat pada prosa lama dan baru. Jika pembaca ingin menambah referensi soal prosa, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: jenis-jenis prosa lama, jenis-jenis prosa baru, jenis-jenis prosa fiksi, jenis-jenis prosa non fiksi, unsur intrinsik dan ekstrinsik, serta tahapan dalam alur cerita.