X

Wawancara dan Etikanya – Pengertian, Unsur, dan Langkah-langkahnya

Tentunya kita sering melihat di televisi atau mendengar di radio wawancara yang dikemas dan disajikan sedemikian rupa dalam sebuah program acara televisi atau radio seperti berita. Biasanya, wawancara dilakukan untuk menggali dan memperoleh informasi dari suatu masalah. Adapun informasi digali dari berbagai narasumber yang sangat berkompeten atau menguasai permasalahan yang sedang dibahas. Wawancara yang dilakukan oleh pewawancara tidak bisa dilakukan sembarangan. Dalam arti harus dilakukan secara bertahap dan mengacu pada etika yang telah ditetapkan. Berikut akan diulas mengenai wawancara terkait dengan pengertian, unsur, langka-langkah wawancara, serta etika wawancara yang harus dipenuhi.

Pengertian

Kata wawancara dalam bahasa Indonesia merupakan padanan kata dari kata interview dalam bahasa Inggris. Kata interview sendiri berasal dari kata Latin dan Perancis yang berarti untuk “melihat di antara” atau “melihat satu sama lain”. Secara umum, interview berarti sebuah pertemuan yang sifatnya pribadi antara orang-orang ketika berbagai pertanyaan ditanyakan dan dijawab. Orang yang memberikan pertanyaan disebut dengan interviewer atau pewawancara. Sedangkan, orang yang menjawab pertanyaan disebut dengan narasumber. Dengan demikian, wawancara merupakan pertemuan pertemuan antara dua orang dengan tujuan untuk melihat atau mengenal satu sama lain. Biasanya, bila mendengar kata wawancara, persepsi yang kemudian muncul adalah wawancara untuk memperoleh pekerjaan.

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, wawancara diartikan sebagai tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi. Wawancara juga diartikan sebagai tanya jawab direksi (kepada personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan. Selain itu, wawancara juga dimaknai sebagai tanya jawab peneliti dengan narasumber.

Lebih lanjut dijelaskan, terdapat beberapa jenis atau bentuk wawancara di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Wawancara bebas adalah wawancara yang susunan pertanyaannya tidak dicantumkan terlebih dahulu dan pembicaraannya bergantung pada suasana wawancara.
  • Wawancara individual adalah wawancara yang dilakukan oleh seseorang (pewawancara) dengan responden tunggal atau wawancara secara perseorangan.
  • Wawancara kelompok adalah wawancara yang dilakukan terhadap sekelompok orang dalam waktu yang bersamaan.
  • Wawancara konferensi adalah wawancara antara seorang pewawancara dan sejumlah responden atau wawancara antara sejumlah pewawancara dan seorang responden.
  • Wawancara terbuka adalah wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas (tidak terikat) jawabannya.
  • Wawancara terpimpin adalah wawancara dengan memakai pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya.
  • Wawancara tertutup adalah wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang terbatas jawabannya.

Konteks

Wawancara dapat terjadi dalam berbagai macam konteks yaitu pekerjaan, psikologi, penelitian, jurnalistik, dan situasi lainnya.

  • Wawancara pekerjaan adalah wawancara yang dilakukan dengan tujuan mengevaluasi kualifikasi orang yang diwawancarai untuk menempati posisi tertentu.
  • Wawancara psikologi adalah berbagai metode dan teknik wawancara yang dilakukan oleh psikolog sebagai upaya untuk memahami dan membantu pasien.
  • Wawancara penelitian adalah wawancara yang umumnya dilakukan dalam bidang pemasaran maupun akademis. Di bidang pemasaran, wawancara biasa digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai upaya untuk memahami pemikiran konsumen atau apa yang dipikirkan oleh konsumen.
  • Wawancara jurnalistik adalah wawancara yang dilakukan di bidang jurnalistik. Biasanya, reporter yang bertugas meliput sebuah kisah atau kejadian melakukan wawancara melalui telepon dan secara tatap muka dalam rangka memperoleh informasi untuk disajikan di media massa atau media lainnya.
  • Wawancara situasi lainnya adalah wawancara yang digunakan dalam situasi tertentu misalnya wawancara keanggotaan baru sebuah organisasi atau untuk memperoleh beasiswa.

Unsur

Wawancara terdiri atas beberapa unsur yaitu pewawancara, narasumber atau informan, tema, serta waktu dan tempat.

  • Pewawancara adalah orang yang berperan sebagai penanya atau orang yang mencari dan menggali informasi dari narasumber atau informan.
  • Narasumber atau informan adalah orang yang diwawancarai oleh pewawancara dan berperan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi kepada pewawancara. Biasanya, mereka yang menjadi narasumber adalah orang-orang yang berkompeten di bidangnya dan menguasai permasalahan yang tengah dibahas. Narasumber dapat beru pa tokoh, orang biasa atau pakar.
  • Tema adalah perihal yang diwawancarakan antara pewawancara dan narasumber.
  • Waktu merujuk pada waktu dilaksanakannya wawancara.
  • Tempat merujuk pada tempat dilaksanakannya wawancara.

Langkah-langkah Melakukan Wawancara

Wawancara tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Terdapat beberapa langkah melakukan wawancara yang dibagi ke dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan.

1. Tahap persiapan

Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh seorang pewawancara sebelum mengadakan wawancara dengan narasumber.

  • Menentukan tema wawancara. Tema yang akan dikupas dalam wawancara akan menentukan narasumber yang akan diwawancarai.
  • Memilih narasumber yang akan diwawancarai. Narasumber dipilih berdasarkan tema wawancara yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • Membuat janji dengan narasumber. Setelah tema dan narasumber ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat janji dengan narasumber terkait kesediaan narasumber untuk diwawancarai serta waktu dan tempat dilaksanakannya wawancara.
  • Menyiapkan daftar pertanyaan. Setelah narasumber menyatakan kesediaannya untuk diwawancarai, pewawancara kemudian menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber saat wawancara. Pertanyaan ini harus disusun secara sistematis dan teratur. Adapun jenis-jenis pertanyaan yang disampaikan kepada narasumber di antaranya adalah pertanyaan yang bersifat menimba, menyelidiki, menyarankan, mengungkap, dan meneliti. Selain itu, pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara hendaknya mengandung unsur-unsur 5W + 1H yaitu what atau apa, when atau kapan, who atau siapa, where atau di mana, why atau mengapa, dan how atau bagaimana.
  • Menyiapkan alat wawancara. Seorang pewawancara hendaknya menyiapkan alat wawancara dan memastikan alat wawancara tersebut dapat digunakan dengan baik. Adapun alat-alat yang digunakan untuk wawancara antara lain buku catatan, alat tulis, alat perekam, dan lain-lain.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan wawancara adalah tahapan berlangsungnya wawancara dari awal hingga akhir.

  • Mengawali wawancara dengan pembicaraan ringan seperti menanyakan kabar narasumber.
  • Menunjukkan sikap yang ramah dan bersahabat.
  • Mengajukan pertanyaan secara runut dan jelas.
  • Merekam dan mencatat wawancara.
  • Menghindari pertanyaan yang sifatnya memojokkan atau menginterograsi.
  • Wawancara diakhiri dengan memberikan kesan yang baik dan menyenangkan.
  • Mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaan narasumber untuk diwawancarai juga hendaknya jangan sampai terlewat.

3. Tahap pelaporan

Setelah melakukan wawancara, pewawancara diharuskan untuk melaporkan hasil wawancara yang telah dilakukan. Laporan dapat ditulis dalam bentuk makalah, paparan atau disajikan dengan ringkas. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan hasil wawancara, yaitu :

  • Kaidah-kaidah penulisan laporan.
  • Tidak mencampuradukkan hasil wawancara dengan opini pribadi.
  • Memilih serta mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tema yang dibahas dalam wawancara.
  • Menjaga nama baik narasumber atau menjaga kerahasiaan identitas narasumber jika diminta sesuai dengan etika. Jika yang mewawancarai narasumber adalah jurnalis atau wartawan, etika yang dijadikan pedoman adalah Kode Etik Jurnalistik.

Etika

Melakukan wawancara dengan narasumber hendaknya dilakukan dengan penuh sopan santun dan beretika. Adapun etika dalam berwawancara di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Mempersiapkan wawancara dengan sebaik mungkin terkait dengan kerangka wawancara, menguasai materi wawancara, memahami siapa yang menjadi narasumber, dan sebagainya.
  • Membuat janji terlebih dahulu dengan narasumber untuk menanyakan kesediaan narasumber untuk diwawancara dan menentukan waktu dan tempat wawancara.
  • Datang tepat waktu sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara pewawancara dan narasumber.
  • Menaati tata tertib wawancara, peraturan, serta norma-norma yang berlaku di tempat berlangsungnya wawancara.
  • Bersikap sopan yang ditandai dengan pakaian yang dikenakan, menghormati dan mengikuti peraturan serta norma setempat, dan sebagainya.
  • Bersikap rendah hati.
  • Menghormati narasumber.
  • Bersikap ramah dalam kata dan tindakan.
  • Bersikap penuh pengertian terhadap narasumber dan netral.
  • Menjadi pendengar yang baik.
  • Ketika mewawancarai narasumber hendaknya tidak memotong apa yang disampaikan oleh narasumber.
  • Ketika mewawancarai narasumber hendaknya tidak mendebat apa yang disampaikan oleh narasumber.
  • Tidak menanyakan hal-hal yang sifatnya umum yang tidak sesuai dengan topik wawancara.
  • Memberikan pertanyaan secara obyektif, netral, dan tidak memengaruhi narasumber untuk memberikan jawaban tertentu.
  • Memberikan pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin, jelas, dan terarah sehingga mudah dipahami oleh narasumber.
  • Ketika memberikan pertanyaan, hendaknya tidak memberikan dua pertanyaan sekaligus karena narasumber cenderung hanya menjawan pertanyaan yang diajukan terakhir alias pertanyaan kedua. Akibatnya, informasi tidak akan tergali dengan baik.
  • Menyesuaikan diri dengan karakter narasumber.
  • Menjalin hubungan dengan narasumber dengan cara mempergunakan waktu sebelum dan sesudah wawancara untuk mengakrabkan diri. Hal ini perlu dilakukan agar proses wawancara dapat berlangsung dengan lancar.
  • Ketika mewawancarai narasumber yang memiliki banyak musuh, ada baiknya pewawancara bersikap seolah-olah memihak pada narasumber. Hal ini dilakukan agar narasumber merasa nyaman dan tidak merasa diwawancara oleh musuh.
  • Mengucapkan terima kasih kepada narasumber setelah selesai melakukan wawancara. Jika memungkinkan disertai dengan saling berjabat tangan.

Demikianlah ulasan singkat tentang wawancara dan etikanya terkait dengan pengertian, unsur, dan langkah-langkah ketika akan melakukan wawancara. Artikel lain yang dapat dibaca di antaranya adalah jenis-jenis kalimat tanya dan contohnya, kalimat interogatif, contoh paragraf eksposisi laporan singkatcontoh teks singkat, contoh teks berita di koran, contoh teks berita duka, contoh teks berita ekonomi, contoh teks berita pendidikan, contoh teks berita bola, contoh teks berita seni budaya, contoh teks laporan observasi tentang tumbuhan, contoh teks laporan observasi tentang hewan, contoh teks laporan singkat, contoh teks laporan hasil observasi tentang alam, contoh teks laporan observasi beserta strukturnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Categories: Pelajaran Umum
Ambar: