3 Cara Penulisan Akronim yang Benar beserta Contohnya
Akronim merupakan sebuah singkatan yang dibentuk berdasarkan penggabungan huruf awal beberapa kata, suku kata, atau penggabungan huruf awal dan suku kata sekaligus. Adapun kata-kata yang diakronimkan biasanya berupa nama-nama instansi, status.jabatan, atau nama kegiatan yang sengaja diakronimkan supaya lebih sigkat dalam pengucapannya. Ada sejumlah cara supaya akronim dapat ditulis dengan betul. Cara-cara tersebut akan dibahas khusus pada artikel kali ini, di mana penjelasan cara penulisan akronim yang benar dalam bahasa Indonesia tersebut adalah sebagai berikut!
1. Menulis Akronim dengan Cara Menggabungkan Huruf Pertama
Cara ini dilakukan dengan cara masing-masing huruf awal dalam beberapa susunan kata dikumpulkan, lalu kemudian disatukan menjadi suatu akronim. Dalam penulisannya, semua huruf-huruf awal tersebut mesti ditulis dengan huruf kapital. Misalnya saja pada susunan kata Institut Teknologi Bandung. Jika ketiga kata tersebut ingin diakronimkan, maka huruf awal ketiga kata tersebut mesti disatukan dan tetap ditulis dengan huruf kapital, sehingga dari ketiga kata tersebut dapat terbentuk kata ITB yang merupakan akronim dari tiga kata tersebut.
Contoh :
- IPB (Institut Pertanian Bogor)
- UPI (Universitas Pendidikan Indonesia)
- PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia)
- PNS (Pegawai Negeri Sipil)
2. Menulis Akronim dengan Cara Menggabungkan Suku kata
Cara ini dilakukan dengan cara menggabungkan suku kata awal tiap kata yang ada. Dalam penulisannya, huruf pertama dari akronim penggabungan suku kata ini mesti ditulis dengan huruf kapital. Misalnya saja pada susunan kata Departemen Agama. Jika kedua kata tersebut ingin diakronimkan, maka suku kata pertama masing-masing kata mesti digabung, di mana suku kata yang diambil pada kata departemen adalah de, dan suku kata yang diambil pada kata agama adalah ag. Jika kedua suku kata tersebut digabungkan, maka akan menjadi suatu akronim yang utuh, yaitu Depag.
Contoh :
- Unpad (Universitas Padjajaran)
- Itenas (Institut Teknologi Nasional)
- Pramuka (Praja Muda Karana)
- Persija (Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta)
3. Menulis Akronim dengan Menggabungkan Huruf Awal, Suku Kata, atau Keduanya
Cara ini sebetulnya sama dengan cara yang pertama dan keduanya. Bedanya, pada cara ini, semua huruf pada kata hasil akronimnya tidak ada yang ditulis dengan huruf kapital, melainkan dengan huruf kecul semua. Misalnya pada kata rapat pimpinan. Saat keduanya diakronimkan, dua suku kata pada dua kata tersebut (“ra” dan “pim”) digabungkan dan menjadi kata “rapim” yang ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :
- pemilu (pemilihan umum)
- capres (calon presiden)
- cawagub (calon wakil gubernur)
- waketum (wakil ketua umum)
- sekdes (sekertaris desa)
Demikianlah pembahasan mengenai cara penulisan akronim yang benar beserta dengan contohnya. Jika pembaca ingin menambah referensi soal akronim, pembaca bisa membuka artikel jenis-jenis akronim, contoh kalimat akronim, dan perbedaan akronim dan singkatan beserta contohnya. Selain itu, jika pembaca ingin menambah referensi soal penulisan, pembaca juga bisa membuka artikel cara penulisan daftar pustaka, tata cara penulisan gelar, penulisan kata dasar dan turunan yang benar, serta penulisan partikel pun yang benar dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan para pembaca sekalian, baik itu mengenai penulisan dan akronim khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.