Majas Tautologi dan Contohnya
Majas atau gaya bahasa biasa digunakan dalam berbagai jenis jenis karangan. Penggunaan macam macam majas dapat membuat kalimat menjadi lebih menarik dan membuat tulisan tidak terlalu formal. Oleh karena itu majas sering digunakan dalam jenis jenis puisi, prosa, macam macam cerpen maupun novel. Majas jarang digunakan dalam karya ilmiah karena mengurangi keformalan. Dalam artikel sebelumnya telah dibahas beberapa jenis majas. Beberapa diantaranya masuk kedalam macam macam majas perbandingan dan macam macam majas pertentangan. Kali ini kita akan membahas majas tautologi dan contohnya, yang mana majas ini merupakan salah satu bagian dari majas penegasan.
Pengertian Majas Tautologi
Secara etimologis, tautologi berasal dari Bahasa Latin “tautologia”, yang memiliki arti “pengulangan makna”. Menurut KBBI diartikan sebagai pengulangan pernyataan, gagasan, atau kata yang berlebih dan sebenarnya tidak diperlukan karena memiliki makna yang sama. Jadi majas tautologi dapat didefinisikan sebagai gaya bahasa yang menggunakan pengulangan kata atau menggunakan kata yang memiliki makna serupa untuk memberikan penegasan lebih.
Majas tautologi menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif karena adanya pengulangan kata yang maknanya serupa atau sama. Contoh kalimat efektif dan tidak efektif dapat dibaca dalam artikel sebelumnya. Namun pada konteks tertentu pengulangan ini menjadikan kalimat yang disampaikan menjadi lebih tegas. Misalnya saat menyampaikan pidato, ceramah, karya sastra atau pengucapan sumpah. Adanya penggunaan kata berlebih ini menjadikan majas tautologi hampir mirip dengan majas pleonasme. Perbedaannya dapat dilihat dari contoh majas pleonasme. Pada majas pleonasme pengulangan tidak diperlukan karena kata sebelumnya mengandung makna implisit. Sedangkan majas tautologi cenderung menggunakan sinonim sebagai pengulangan dengan tujuan menegaskan kalimat yang dibentuk.
Contoh dan Pembahasan Majas Tautologi
1. Oleh karena itu ingatlah pada Tuhan. Maka kita dapat menjauhkan sifat buruk, menghindari pikiran negatif, dan menjauhkan hal kotor dari dalam diri kita.
Pembahasan contoh 1 :
Pada kalimat kedua dari contoh 1, setiap klausa yang terbentuk memiliki makna yang serupa. Makna yang ingin disampaikan adalah dengan mengingat Tuhan dapat menghindarkan dari sifat buruk. Agar maknanya lebih kuat dibuat pengulangan dengan klausa yang memiliki makna yang serupa.
2. Aku berjanji akan selalu disampingmu dalam suka dan duka, dalam tawa dan tangis, dalam bahagia dan nestapa.
Pembahasan Contoh 2:
Pada contoh 2, setiap klausa memiliki makna yang serupa. Makna yang ingin disampaikan adalah janjinya untuk selalu bersama baik dalam keadaan suka atau duka. Klausa selanjutnya memiliki makna yang sama dan menegaskan kalimat yang dibentuk.
3. Tega sekali kau. Padahal selama ini aku mecoba memahami, mencoba mengerti.
Pembahasan Contoh 3:
Pada contoh 3, kalimat kedua memiliki klausa dengan makna yang sama. Bahkan kata memahami dan mengerti tergolong sebagai sinonim atau persamaan kata. Inilah yang menyebabkan kalimat ini menjadi contoh majas tautologi.
4. Seberapa lama lagi kau minta aku untuk menunggu, menanti, setia berharap kau kembali.
Pembahasan Contoh 4:
Contoh 4 memiliki klausa yang bermakna sama. Kata menunggu dan menanti merupakan sinonim. Sedangkan “setia berharap kau kembali” memiliki makna yang serupa dengan kata “menunggu” dan “menanti”. Karena itu contoh ini merupakan contoh majas tautologi.
5. Apa kau masih belum puas? Sudah berapa kali istrimu kau sakiti, sudah berapa kali istrimu kau bohongi, dan sudah berapa kali istrimu kau khianati?
Pembahasan Contoh 5:
Contoh 5 pada kalimat kedua memiliki klausa yang maknanya serupa. Contoh 5 merupakan kalimat retoris yang memiliki makna sang suami telah berkali kali menyakiti hati istrinya. Kalimat retoris ini diulang menggunakan klausa yang memiliki makna sama.
6. Dengan menggunakan krim ini kulit wajahmu akan terlihat lebih sehat, lebih cerah dan lebih merona.
Pembahasan Contoh 6:
Kalimat dalam contoh 6 menegaskan bahwa penggunaan krim akan membuat kulit tampak sehat. Ini ditegaskan dengan penambahan kata ulangan yang merujuk pada makna kulit sehat. Penggunaan kata “cerah” dan “merona” memiliki makna yang serupa dengan penampakan kulit yang sehat.
7. Mari kita ciptakan negara yang damai. Negara yang tidak mengenal pertikaian. Negara yang mencintai perbedaan.
Pembahasan Contoh 7:
Ketiga kalimat dalam contoh 7 menggambarkan makna yang sama, yaitu negara yang damai. Kalimat ini banyak ditemukan dalam pidato atau orasi. Ini berupa ajakan untuk menciptakan negara damai. Agar lebih tegas, makna ini diulang dengan menggunakan pengulangan yang memiliki makna serupa dengan kata “damai”. Pada konteks contoh kalimat ini digunakanlah kata “tidak mengenal pertikaian” dan “mencintai perbedaan”.
8. Memang kuakui aku menyukai, aku memang mencintai.
Pembahasan Contoh 8:
Kalimat dalam contoh 8 menggambarkan makna yang sama. Bukan hanya sama namun pengulangan yang digunakan berupa kata sinonimnya, yaitu “menyukai” dan “mencintai”.
9. Ceritakan kepadaku apa yang terjadi. Apa yang membuatmu cemas dan gelisah seperti itu?
Pembahasan Contoh 9:
Kalimat kedua dalam contoh 9 terdapat kata “cemas” dan “gelisah”. Kedua kata ini merupakan kata sinonim. Penggunaan kedua kata ini dalam satu kalimat memberikan penegasan lebih pada kalimat yang dibentuk.
10. Aku tak sabar ingin segera bertemu dan berjumpa denganmu.
Pembahasan Contoh 10:
Kalimat dalam contoh 10 terdapat kata “bertemu” dan “berjumpa”. Kedua kata ini merupakan kata sinonim. Pengulangan kata menggunakan kata sinonimnya ini memberikan penegasan lebih pada kalimat yang dibentuk.
11. Aku hanya bisa diam dan membisu didepan kelas saat mereka menertawakanku.
Pembahasan Contoh 11:
Kalimat dalam contoh 11 terdapat kata “diam” dan “membisu”. Kedua kata ini merupakan kata sinonim. Pengulangan kata menggunakan kata sinonimnya ini memberikan penegasan lebih pada kalimat yang dibentuk.
12. Bukan berarti aku tidak peduli pada perasaanya. Bukan, sungguh bukan demikian!
Pembahasan Contoh 12:
Pada contoh 12, kata bukan diulang berkali kali dalam kalimat. Ini dilakukan untuk menunjukkan penekanan atau penegasan yang kuat.
Dari beberapa contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa majas tautologi adalah majas yang menegaskan suatu hal dengan cara memberikan pengulangan kata. Utamanya menggunakan kata sinonimnya. Sehingga didapatkan makna yang sama atau serupa.
- penggunaan tanda elipsis dan tanda penyingkat apostrof
- ciri ciri kalimat utama dan kalimat penjelas
- pararaf deduktif induktif dan campuran
- jenis jenis kata penghubung intrakalimat dan contohnya
- majas antitesis
- jenis jenis kalimat majemuk
- majas paralelisme
- jenis jenis drama
- majas simile
- penggunaan tanda pisah
Demikian pembahasan tentang majas tautologi dan contohnya dalam kalimat. Semoga bermanfaat.