Contoh Dongeng Sage dalam Bahasa Indonesia
Sage merupakan salah satu diantara macam-macam dongeng, selain contoh legenda singkat, serta contoh fabel pendek bserta strukturnya. Sage sendiri merupakan dongeng yang berisi keberanian, kehebatan, dan kepahlawanan suatu tokoh. Karena termasuk ke dalam salah satu jenis dongeng, maka sage juga termasuk ke dalam salah satu diantara jenis-jenis prosa lama dan juga salah satu diantara jenis-jenis karangan non ilmiah. Dan seperti halnya jenis dongeng lainnya, sage juga mempunyai tahapan dalam alur cerita, serta unsur intrinsik dan ekstrinsik di dalamnya. Supaya pembaca lebih paham soal jenis dongeng sage, artikel kali ini akan menampilkan salah satu contohnya yang berjudul “Ciung Wanara” yang dikutip dari laman kumpulandongenganak.com
Adapun contoh dongeng sage dalam bahasa Indonesia tersebut adalah sebagai berikut!
Ciung Wanara
Alkisah, terdapat sebuah kerajaan yang subur makmur bernama Galuh Pakuan. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja bernama Raden Barma Wijaya Kusuma. Raja tersebut dikenal sebagai raja yang adil dan selalu mementingkan kepentingan rakyatnya. Tak ayal, jika sang raja begitu dincintai oleh rakyatnya.
Pada suatu hari, kedua permaisuri raja yang bernama Dewi Naganingrum dan Dewi Pengreyep tengah mengandung anak di dalam rahim mereka secara bersamaan. Waktu pun berjalan begitu saja, dan Dewi Pengreyep pun melahirkan anaknya terlebih dahulu. Sang permaisuri pun akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki tampan yang diberi nama Hariangbanga. Beberapa waktu setelahnya, Dewi Naganingrum pun turut melahirkan seorang anak laki-laki yang tak kalah tampan dari anak Dewi Pengreyep.
Melihat kelahiran putra Dewi Naganingrum, Dewi Pengreyep justru tidak berbahagia dan malah merasa cemburu serta takut kalau-kalau anak Dewi Naganingrum tersebut akan mengambil alih tahta kerajaan dari anaknya. Siasat jahat pun disusun Dewi Pengreyep untuk memisahkan Dewi Naganingrum dari anak yang baru dilahirkannya. Akhirnya, Dewi Pengreyep pun menukar bayi dari Dewi Naganingrum dengan seeekor anjing dan membuang bayi tersebut ke suatu tempat.
Saat hendak menengok bayi yang dilahirkan oleh Dewi Naganingrum, sang raja terkaget-kaget karena anaknya ternyata seekor anjing. Sang raja pun murka dan menyuruh patihnya untuk mengusir dan membunuh Dewi Naganingrum. Sang patih pun tak kuasa menolak perintah sang raja dan sang patih pun membawa Dewi Naganingrum pergi dari istana.
Di tengah perjalanan, sang patih memutuskan tidak akan membunuh Dewi Naganingrum dikarenakan dia tidak tega. Sebagai gantinya, sang patih pun membuat sebuah gubug di hutan untuk ditinggali oleh Dewi Naganingrum. Sementara itu, sang patih kemudian membalurkan pedangnya dengan darah hewan agar terkesan kalau dia telah membunuh salah satu permaisuri raja tersebut. Sang patih pun lalu pulang ke istana dan memberi laporan palsu kepada sang raja bahwa dirinya telah membunuh salah satu permaisurinya.
Di lain tempat, bayi dari dewi Naganingrum telah ditemukan oleh sepasang suami istri yang telah berusia senja dan tidak mempunyai seorang anak pun. Suami istri itu pun lalu memungut sang bayi dan merawatnya hingga tumbuh dewasa dan diberi nama Ciung Wanara.
Singkat cerita, Ciung Wanara pun telah bertumbuh dewasa dan dia pun telah mengetahui siapa orang tuanya yang sebenarnya. Ia pun kemudian mencari sang Ibu dan berhasil menemukannya. Setelah itu, Ciung Wanara pun mendapat kabar bahwa raja dari kerajaan Galuh Pakuan tengah mengadakan lomba sabung ayam. Tanpa berlama-lama lagi, Ciung Wanara pun langsung ke kerajaan Galuh Pakuan dan menantang sang raja untuk melakukan sabung ayam.
Singkat cerita, Ciung Wanara berhasil mengalahkan sang raja dan sang raja pun memberikan hadiah kepada Ciung Wanara. Sebelum hadiah diberikan, sang raja pun menanyakan siapa sebenarnya Ciung wanara dan apa tujuannya datang ke Galuh Pakuan. Ciung Wanara pun lalu menjawab bahwa dia sedang mencari telur ayam yang telah dierami oleh induknya, namun telur tersebut hilang sebelum sang induk sempat melihat telur tersebut. Mendengar ucapan itu, entah kenapa sang raja teringat akan dewi Naganingrum dan anaknya. Setelah itu, sang raja pun memberi hadiah kepada Ciung Wanara berupa separuh kerajaan Galuh Pakuan.
Selama memerintah di separuh kerajaan Galuh Pakuan, Ciung Wanara berhasil mengungkap kejahatan Dewi Pengreyep kepada Ibunya dan Dewi Pengreyep pun dimasukkan ke dalam penjara. Melihat hal itu, Raden Hariangbanga pun murka dan menantang Ciung Wanara untuk bertarung. Di dalam pertarungan itu, Ciung Wanara berhasil mengalahkan Raden Hariangbanga.
Sejak saat itu, Ciung Wanara masih tetap memimpin separuh kerajaan Galuh Pakuan dan juga memboyong sang Ibu serta kedua orang tua tirinya ke lingkungan kerajaan.
Demikianlah contoh dongeng sage dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian.