Contoh Resensi Film dalam Bahasa Indonesia
Menurut Suherli dkk (2017), yang dimaksud dengan resensi adalah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya lain. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menilai suatu karya adalah kualitas isi, penampilan, unsur-unsur, bahasa, dan manfaat bagi pembaca. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam resensi adalah judul resensi, identitas karya yang akan diresensi, pendahuluan, inti atau isi resensi, keunggulan, kekurangan, dan penutup.
Berikut adalah contoh resensi film secara singkat yang dikutip dari laman tabloid bintang.com tanggal 22 September 2018 dengan perubahan seperlunya :
Gila Lu Ndro! : Tidak Segila yang Kami Harapkan
Oleh : Wayan Diananto
Judul film : Gila Lu Ndro! (2018)
Sutradara : Herwin Novianto
Penulis Naskah : Upi, Aline Djayasukmana
Produser : Frederica
Produksi : Falcon Pictures
Pemain : Indro Warkop, Tora Sudiro, Mieke Amalia, Maya Wulan, Beddu
Durasi : 1 jam 20 menit
Ada ekspektasi yang membumbung tinggi terhadap film Gila Lu Ndro! Apalagi saat tahu sutradaranya Herwin Novianto. Herwin pernah melahirkan film Aisyah : Biarkan Kami Bersaudara, yakni Film Terbaik Piala Maya 2016 yang juga diganjar Skenario Asli Terbaik FFI 2016.
Gila Lu Ndro! Mengisahkan Indro (Tora) yang dimarahi istri, Nita (Mieke) lantaran pulang larut malam tanpa kabar yang jelas. Malam itu, Indro diinterograsi Nita. Indro mengaku pulang telat karena bertemu Alien (Indro Warkop). Alien itu datang ke bumi untuk mencari sumber kedamaian. Mendengar cerita suaminya, Nita tak percaya begitu saja.
Sebagai komedi satir, Gila Lu Ndro! Menyindir dengan lugas berbagai isu sosial di negeri ini dari karyawan rajin yang dituding menjilat atasan, perilaku wakil rakyat yang kerap terlelap ketika rapat, pejabat terciduk KPK, hoaks di jagat maya, dan cewek yang selalu benar. Saking lugasnya, kamera menyorot cangkir Nita yang bertuliskan woman is always right, foto suasana rapat di senayan, dan adegan ibu-ibu melabrak penjual buah di taman kota.
Ilustrasi yang terlalu gambling untuk ukuran film. Dari sinilah problem film Gila Lu Ndro! berasal. Film ini terlalu sibuk menyoroti isu-isu sosial dan menempatkan diri sebagai komedi satir. Alhasil ia lupa pada fungsi hakiki drama komedi yakni membuat penonton tertawa. Sepanjang film, adegan yang bikin ngakak bisa dihitung dengan jari. Momen terkocak justru hadir dari para pemain pendukung yakni sopir bemo (Beddu) dan ibu kompleks (Maya).
Adegan ibu kompleks berdebat dengan orang gila di pinggir jalan benar-benar kocak. Level kocaknya mengingatkan pada momen Princess Syahrini berinteraksi dengan pramusaji rumah makan steik (Chika Jessica) di Bodyguard Ugal-ugalan. Tanpa Beddu dan Maya, Gila Lu Ndro! bisa jadi kurang gila.
Demikianlah ulasan singkat tentang contoh resensi film dalam bahasa Indonesia. Artikel lain yang dapat dibaca dan berkaitan dengan resensi di antaranya adalah cara menulis resensi film, cara menulis resensi buku, contoh resensi buku novel, contoh resensi buku cerpen, contoh resensi buku pelajaran, contoh resensi non fiksi, contoh esai singkat, contoh kritik singkat, contoh esai sastra, contoh cerpen beserta sinopsisnya, contoh novel beserta sinopsisnya, dan contoh novel singkat. Semoga bermanfaat. Terima kasih.