3 Kumpulan Hikayat Pendek dalam Kesusasteraan Indonesia
Kumpulan Hikayat Pendek dalam Kesusastraan Indonesia – Hikayat merupakan salah satu jenis-jenis prosa lama, selain macam-macam dongeng, contoh dongeng fabel singkat, dan sebagainya. Hikayat biasanya menggunakan bahasa Melayu Klasik. Seperti halnya karya sastra lainnya, hikayat juga mempunyai beberapa macam-macam hikayat, unsur-unsur hikayat, dan karakteristik hikayat. Contoh-contohnya pun sudah disebutkan dalam contoh hikayat singkat dan contoh hikayat Melayu. Untuk menambah perbendaharaan bahasan hikayat, beberapa kumpulan hikayat pendek akan disajikan di artikel kali ini. Adapun kumpulan hikayat pendek tersebut adalah sebagai berikut.
1. Hikayat Si Miskin
Suatu hari, sepasang suami istri yang dikutuk menjadi miskin, melahirkan seorang anak yang bernama Marakarma. Sejak anak itu lahir, keduanya pun mulai hidup berkecukupan. Suatu saat, seorang ahli nujum meramalkan bahwa Marakarma akan membawa sial bagi keluarganya. Ayah Murakarma pun meyakini hal tersebut dan sang anak pun dibuangnya ke suatu tempat. Sejak anaknya dibuang, hidup Ayah Murakarma justru semakin miskin lagi melarat.
Di tempat lain, Murakarma yang terbuang belajar berbagai kesaktian di tempat pembuangannya. Tanpa sebab yang jelas, dia dituduh telah melakukan pencurian, dan dia pun dibuang ke lautan dan terdampar di pantai. Saat terdampar di pantai, dia bertemu dengan seorang putri yang bernama Putri Cahaya. Sang putri tersebut telah menyelamatkan hidup Murakarma. Sejak saat itu, Murakarma pun mencoba pulang ke kampung halamannya. Selama di perjalanan, dia pun mendapatkan kesialan demi kesialan, sekaligus keberuntungan demi keberuntungan.
2. Hikayat Bunga Kemuning
Dahulu kala, ada seorang anak raja yang memiliki 10 orang putri yang dia beri nama dengan berbagai nama-nama warna. Istri sang raja sendiri telah lama meninggal usai melahirkan anak bungsu mereka, Putri Kuning. Berbeda dengan anak-anaknya yang lain, Putri Kuning ini mempunyai perilaku yang amat baik, tidak seperti kaka-kaknya yang bandel dan manja.
Suatu hari, sang rasa hendak pergi ke suatu tempat untuk suatu keperluan. Ke-9 putri-putrinya meminta dibawakn oleh-oleh yang mewah dari sang raja. Sementara itu, Putri Kuning tidak meminta apa pun, dan hanya berharap supaya sang raja pulang dengan selamat.
Singkat kata, sang raja pulang membawa oleh-oleh. Namun, oleh-oleh tersebut tidak diberikan untuk ke-9 putrinya, melainkan kepada Putri Kuning Seorang. Putri Hijau dan saudara-saudara Putri Kuning lainnya cemburu dan berniat untuk memberi pelajaran kepada adik mereka.
Tanpa sepengetahuan sang raja, Putri Kuning dipukul oleh kakak-kakaknya hingga meninggal dan dikuburkan di suatu tempat yang tak jauh dari istana. Mengetahui anaknya menghilang, sang raja pun mencari-cari putri bungsunya, namun tak jua ditemukan.
Suatu ketika, sang raja melihat sebuah bunga berwarna kuning yang tumbuh di sebuah tanah. Ternyata, tanah tersebut adalah kuburan dari anak bungsu sang raja. Melihat bunga itu, sang raja pun lantas menamainya dengan bunga kemuning.
3. Hikayat Tanjung Lesung
Suatu ketika, ada seorang pengembara yang bernama Raden Budog yang tengah beristirahat di pohon ketapang laut yang ada di suatu pantai. Angin semilir pantai membuat ia terlena dan terlelap dalam mimpinya. Dalam mimpinya, Raden Budog tengah mengembara ke arah utara, dan bertemu dengan seorang gadis cantik jelita. Sang pengembara pun terpesona lalu mengekar gadis tersebut.
Saat hendak memegang tangan si gadis, sebuah ranting pohon ketapang menimpuk kepalanya. Sontak, sang pengembara pun terbangun dari tidurnya. “Ranting keparat! Kalau saja dia tidak jatuh, aku pasti akan menikmati mimpiku tadi.” Semenjak itu, mimpi tersebut selalu terbayang-bayang di benaknya, dan pengembaraan pun akhirnya dia teruskan.
Demikianlah kumpulan hikayat pendek dalam kesusastraan Indonesia. Semoga bermanfaat.