6 Karakteristik Hikayat dalam Bahasa Indonesia
Karakteristik Hikayat dalam Bahasa Indonesia – Sebelumnya, kita telah mengetahui contoh hikayat singkat, macam-macam hikayat, dan unsur-unsur hikayat. Kali ini, kita akan mengetahui hal-hal lainnya seputar hikayat, yaitu karakteristik hikayat. seperti halnya macam-macam cerpen, jenis-jenis novel, jenis-jenis roman, macam-macam dongeng, contoh dongeng fabel singkat, jenis-jenis drama, dan jenis-jenis prosa lainnya, hikayat juga mempunyai sejumlah karakter yang membuat hikayat menjadi khas dan berbeda dibanding prosa lainnya. Adapun karakteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mengandung Kemustahilan
Karakteristik ini merupakan karakteristik yang sangat khas dari hikayat. Dalam hikayat, sering kali ditemukan kemustahilan, baik dalam gaya bahasa maupun ceritanya. Misalnya saja seperti seorang pendekar yang bisa keluar-masuk dari berbagai benda mati, seorang putri yang terlahir dari sebuah gendang, dan sebagainya.
2. Tokoh Utama Mempunyai Kesaktian
Selain ceritanya yang mengandung kemustahilan, tokoh-tokoh–utamanya tokoh utama–dalam hikayat juga sering diceritakan mempunyai kesaktian. Misalnya saja, sang tokoh utama dalam suatu hikayat diceritakan mempunyai kesaktian yang mahatinggi, sehingga seekor elang raksasa pun bisa dikalahkannya dengan amat mudah.
3. Bersifat Anonim
Seperti halnya jenis-jenis syair, jenis-jenis pantun, jenis-jenis pantun berdasarkan isinya, jenis-jenis pantun berdasarkan bentuknya, dan jenis-jenis puisi lama lainnya, hikayat yang merupakan prosa lama ini juga bersifat anonim. Artinya, nama pengarang dari hikayat ini tidak diketahui oleh masyarakat. Hal itu disebabkan karena hikayat disampaikan secara lisan dari turun-temurun laiknya jenis-jenis sastra lama pada umumnya. Meski begitu, ada juga hikayat yang juga ditulis tangan dan beredar di masyarakat.
4. Istana-Sentris (Berkisah Tentang Lingkungan Istana)
Seperti halnya pada beberapa sastra lama lainnya, kisah-kisah pada hikayat umumnya bercerita tentang lingkungan istana atau peristiwa-peristiwa yang ada sangkut-pautnya dengan lingkungan istana. Maka tak heran, jika latar tempat yang ada di dalam hikayat berupa kerajaan atau kesultanan, begitu juga dengan tokoh-tokohnya yang kebanyakan adalah anak-anak raja atau bangsawan.
5. Alur Ceritanya Berbingkai
Karakteristik lainnya yang ada di dalam hikayat adalah alur cerita di dalamnya berbingkai. Artinya, dalam suatu cerita hikayat, terkandung lagi sebuah cerita. Satu sisi, hal itu membuat hikayat menjadi sangat panjang dan rumit, serta melelahkan pembaca dalam menyimaknya. Di sisi lain, hal itu justru membuat pengetahuan pembaca tentang kisah yang disajikan hikayat menjadi makin bertambah.
6. Menggunakan Bahasa Melayu Klasik
Secara definitif, hikayat merupakan prosa lama yang berisi cerita ataupun kisah dengan menggunakan bahasa Melayu. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika bahasa Melayu menjadi bahasa utama sebuah hikayat. Adapun bahasa Melayu yang digunakan adalah bahasa Melayu Klasik. Hal ini dikarenakan hikayat digubah pada abad ke-18 masehi yang di mana bahasa Melayu Klasik menjadi salah satu bahasa utama. Pembaca yang hidup di era sekarang tentu akan mengalami kebingungan saat membaca teks hikayat. Penerjemahan hikayat ke bahasa Indonesia menjadi salah satu upaya agar teks hikayat bisa dibaca pembaca sekarang.
Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa sebuah hikayat mempunyai karakternya tersendiri. Adapaun karakteristik hikayat sendiri terdiri atas 6 jenis, yaitu mengandung kemustahilan, tokoh utama mempunyai kesaktian, bersifat anonim, istana-sentris (berkisah seputar dunia istana), alur ceritanya berbingkai, serta menggunakan bahasa Melayu Klasik. Untuk pembahasan karakteristik hikayat dicukupkan sampai di sini. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan para pembaca sekalian. Sekian dan terima kasih.