Teks Iklan dalam Bahasa Indonesia – Ciri, Struktur, dan Kaidah
Sebelumnya, kita telah mengupas tentang teks berita, teks eksempulum, teks ulasan, dan teks prosedur dalam bahasa Indonesia. Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas tentang teks iklan terkait dengan ciri, struktur, dan kaidahnya. Namun sebelumnya, kita pahami terlebih dulu apa yang dimaksud dengan iklan.
Iklan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertartik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Iklan juga dimaknai sebagai pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipajang di dalam media massa (surat kabar dan majalah) atau di tempat umum. Sementara itu, menurut Dewan Periklanan Indonesia, yang dimaksud dengan iklan adalah suatu bentuk komunikasi tentang produk dan/atau merek kepada khalayak sasarannya, agar mereka memberikan tanggapan yang sesuai dengan tujuan pengiklan. Berdasarkan pengertian tersebut, iklan ditujukan untuk mengkomunikasikan informasi bisnis kepada calon konsumen atau pelanggan. Biasanya, iklan menyuguhkan informasi-informasi mengenai firma iklan, kualitas produk, tempat tersedianya produk yang diiklankan, dan lain-lain.
Lalu, apakah yang dimaksud dengan teks iklan?
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015), yang dimaksud dengan teks iklan adalah teks yang berisi bujukan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Teks iklan juga dimaknai sebagai salah satu media yang sangat efektif dalam mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak umum. Teks iklan biasanya dibuat semenarik mungkin hingga mampu menarik perhatian serta memengaruhi khalayak agar menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan.
a. Fungsi Teks Iklan
Teks iklan memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Memberikan informasi kepada khayalak umum tentang produk terbaru, baik barang maupun jasa.
- Mempersuasi, dalam arti membujuk khalayak agar menggunakan produk, baik barang atau jasa yang ditawarkan.
- Pengingat, dalam arti teks iklan yang menarik dapat terus diingat oleh khalayak.
b. Bagian Teks Iklan
Teks iklan biasanya terdiri dari beberapa bagain seperti judul, ilustrasi, foto, badan iklan, dan logo. Berikut adalah ulasan singkatnya.
- Judul mengacu pada judul iklan atau
- Ilustrasi mengacu pada gambar-gambar yang berkaitan dengan produk yang diiklankan.
- Foto mengacu pada foto produk yang menampilkan merek produk yang diiklankan.
- Badan iklan mengacu pada informasi yang berkaitan dengan produk yang diiklankan.
- Logo mengacu pada slogan atau nama perusahaan.
c. Bahasa Teks Iklan
Menurut Dewan Periklanan Indonesia (2014), bahasa yang digunakan dalam teks iklan harus mudah dipahami oleh khalayak umum. Dalam artian tidak menggunakan kata-kata yang superlatif kecuali jika disertai dengan data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, bahasa yang digunakan dalam teks iklan haruslah mengandung opini dan fakta.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan. Fakta juga diartikan sebagai sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Sementara itu, yang dimaksud dengan opini adalah pendapat, pikiran atau pendirian. Dapat dikatakan bahwa opini terkait dengan produk yang diiklankan dalam teks iklan harus disertai dengan fakta yang mendukung.
d. Bentuk Teks Iklan
Terdapat berbagai macam bentuk teks iklan, yaitu teks iklan berbentuk kelompok kata, teks iklan berbentuk klausa, teks iklan berbentuk kalimat, teks iklan berbentuk kelompok kata dan kalimat, teks iklan berbentuk audio visual, dan teks iklan berbentuk suara,
- Teks iklan berbentuk kelompok kata. Kelompok kata adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Struktur teks iklan berbentuk kelompok kata hanya berisi tubuh iklan. (Baca juga : Contoh Frasa Endosentris dalam Iklan)
- Teks iklan berbentuk klausa. Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-kurangnya terdiri atas subyek dan perdikat, dan yang berpotensi menjadi kalimat. Struktur teks iklan berbentuk klausa hanya berisi tubuh iklan.
- Teks iklan berbentuk kalimat. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Struktur teks iklan berbentuk kalimat hanya berisi tubuh kalimat.
- Teks iklan berbentuk kata dan kalimat memiliki struktur teks yang berisi tubuh iklan yang berupa kalimat tunggal dan justifikasi yang berupa kalimat tak lengkap.
- Teks iklan berbentuk audio visual. Bentuk teks iklan ini dapat dijumpai pada iklan di media televisi atau internet. (Baca juga : Contoh Iklan di Internet)
- Teks iklan berbentuk suara. Jika teks iklan audio visual kerap ditemui pada iklan di media televisi dan internet, teks iklan berbentuk suara atau audio hanya ditemui di media radio. Struktur teks iklan di radio umumnya hanya terdiri dari orientasi dan tubuh iklan dan hal ini dapat diketahui dari naskah iklan yang dibuat.
Ciri
Teks iklan memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan teks lainnya. Ciri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut.
- Teks iklan merupakan teks yang memadukan unsur gambar dengan kata-kata, unsur gerak, dan suara.
- Teks iklan termasuk teks bergenre makro yakni teks yang berisi mengenai informasi yang berasal dari berbagai narasumber.
- Umumnya, struktur teks iklan terdiri dari orientasi, tubuh iklan, dan justifikasi. Ada juga teks iklan yang tidak memiliki struktur yang jelas.
- Secara konteks, struktur teks iklan ada yang dapat dianalisis dan ada pula yang tidak.
- Teks iklan dapat berbentuk kelompok kata; klausa; kalimat; kombinasi kata, klausa dan kalimat; suara serta gambar dan suara.
- Teks iklan mengacu kaidah-kaidah kebahasaan tertentu seperti persuasif, imperatif, berima atau puitis, berkesan positif, ringkas, menggunakan kalimat slogan, menggunakan subyek orang pertama, menggunakan sajian nonverbal, dan tidak superlatif.
Struktur
Teks iklan bisa berbentuk teks yang dapat dibaca atau didengar dan yang tidak dapat didengar atau dibaca. Oleh karena itu, teks iklan termasuk dalam jenis genre makro yang kompleks. Struktur teksnya ada yang bisa dianalisis dan ada pula yang tidak bisa dianalisis secara konteks. Struktur teks iklan umumnya terdiri dari orientasi, tubuh iklan, dan justifikasi. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua teks iklan memiliki struktur teks yang sama.
- Orientasi umumnya berisi judul yang terletak di bagian atas suatu teks iklan. Namun, pada teks iklan tertentu kerap tidak ditemukan judul iklan melainkan nama produk yang diiklankan.
- Tubuh iklan mengacu inti dari iklan yang berisi nama produk yang diikalnkan. Biasanya, tubuh iklan berbentuk suku kata, kata, kelompok kata, atau kalimat yang membangun struktur teks.
- Justifikasi mengacu pada bagian penutup dari teks iklan yang berisi deskripsi mengenai produk yang diiklankan meliputi keunggulan, spesifikasi, cara mendapatkan produk, lokasi penjualan, nomor telepon yang dapat dihubungi, dan lain sebagainya sehingga khalayak tertarik untuk membeli produk yang diiklankan.
Kaidah
Tujuan teks iklan adalah untuk menawarkan produk kepada khalayak. Karena itu, teks iklan hendaknya disusun dengan mengacu pada kaidah kebahasaan tertentu. Kaidah kebahasaan teks iklan yang dimaksud adalah persuasif, imperatif, berima atau puitis, berkesan positif, ringkas, menggunakan kalimat slogan, menggunakan subyek orang pertama, menggunakan sajian nonverbal, dan tidak superlatif.
Dengan demikian, kaidah kebahasaan teks iklan adalah sebagai berikut.
- Persuasif. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan persuasive sebagai sesuatu yang bersifat membujuk secara halus (supaya) menjadi yakin. Pada teks iklan, kata-kata atau kalimat yang digunakan umumnya menggunakan kata-kata atau kalimat persuasive. Tujuannya adalah supaya para konsumen yakin dan percaya terhadap produk yang ditawarkan. (Baca juga : Contoh Paragraf Persuasi tentang Iklan)
- Imperatif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, imperatif adalah bentuk perintah untuk kalimat atau verba yang menyatakan larangan atau keharusan untuk melaksanakan perbuatan. Contohnya antara lain datanglah, ikutilah, hadirilah, tinggalkan, wujudkan, nyatakan, nikmati, sebaiknya, marilah, ayo, bantulah, dan janganlah.
- Berima atau puitis. Pada teks iklan, kata-kata yang digunakan biasanya bersifat puitis. Tujuannya adalah agar iklan terlihat menarik dan menimbulkan kesan tertentu pada diri konsumen.
- Berkesan positif. Bahasa yang digunakan pada teks iklan hendaknya dapat menimbulkan kesan positif di benak calon konsumen dan konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa yang akrab di telinga dan sering digunakan di tengah masyarakat.
- Ringkas. Selain menggunakan kata-kata yang puitis dan bereksan positif, teks iklan juga pada umumnya menggunakan bahasa yang ringkas. Dalam arti bahasa yang digunakan adalah bahasa yang singkat, padat, jelas agar mudah diingat serta mudah dipahami oleh calon konsumen dan konsumen.
- Kalimat slogan. Slogan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu. Slogan juga diartikan sebagai perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi golongan, organisasi, partai politik, dan sebagainya. Kalimat slogan umum digunakan dalam teks iklan. Tujuannya adalah agar mudah diingat oleh khalayak. Slogan biasanya terdiri dari 4 hingga 5 kata yang sederhana, kreatif, dan menarik, dan mudah diingat oleh pembaca.
- Menggunakan subyek orang pertama. Kaidah kebahasaan ini umum digunakan pada teks iklan dan bertujuan untuk menggantikan pihak atau pelaku pemasang iklan. Sunjek orang pertama yang digunakan adalah subjek orang pertama jamak atau tunggal yaitu kami, saya, ataupun
- Sajian nonverbal. Selain menggunakan kalimat persuasif, kalimat slogan, dan jenis-jenis kalimat lainnya, teks iklan juga kerap menggunakan sajian nonverbal guna menarik perhatian dan minat pembeli. Sajian nonverbal yang dimaksud adalah berupa gambar atau media grafis lainnya yang unik, menarik, dan bermakna dari produk yang ditawarkan. Tujuannya adalah menimbulkan kesan tertentu dan membekas dalam ingatan khalayak yang melihatnya.
- Tidak superlatif. Teks iklan hendaknya tidak menggunakan kata-kata yang superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, “top” atau kata-kata berawalan -ter, dan/atau yang bermakna sama. Kata-kata superlatif boleh digunakan jika didukung dengan data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
Demikianlah ulasan singkat tentang teks iklan terkait dengan ciri, struktur, dan kaidahnya. Artikel lain yang dapat dibaca di antaranya adalah contoh iklan makanan, contoh iklan minuman, contoh iklan lowongan kerja, berikan contoh kalimat opini dalam iklan, contoh teks berita singkat, contoh teks berita di koran, contoh teks berita tentang sekolah, dan contoh berita duka. Semoga bermanfaat. Terima kasih.