Sponsors Link

5 Cara Menulis Catatan Kaki dari Buku Terjemahan

Selain daftar pustaka, tata cara penulisan catatan kaki pun juga sering dipakai dalam penulisan jenis-jenis karangan ilmiah. Tak hanya karangan ilmiah, bahkan jenis-jenis karangan semi ilmiah dan jenis-jenis karangan non ilmiah pun terkadang juga memakai catatan kaki. Seperti halnya cara penulisan daftar pustaka, catatan kaki juga bisa bersumber dari mana saja dan ditulis dengan format tertentu. Adapun salah satu sumber rujukan yang dapat ditulis ke dalam catatan kaki adalah buku terjemahan. Dalam menulis sumber rujukan tersebut, kita mesti mengikuti sejumlah cara dalam menuliskannya. Adapun cara-cara tersebut adalah sebagai berikut!

1. Tulislah Nama Penulis Asli dari Buku Tersebut

Langkah pertama dalam penulisan catatn kaki dari buku terjemahan adalah menulis nama penulis buku tersebut. Dengan demikian, nama penulis yang mesti ditulis terlebih dahulu adalah nama penulis asli dari buku terjemahan tersebut, dan bukan nama penerjemahnya. Seperti halnya cara menulis catatan kaki yang bersumber dari buku, menuliskan nama penulis pada catatan kaki dari buku terjemahan juga mesti ditulis seperti biasa, di mana nama depan penulis ditulis terlebih dulu, lalu kemudian disusul oleh nama tengah dan nama belakang penulis tersebut. Misalnya: Muhammad Abdullah Enan. Dalam penulisan nama penulis, pastikan nama depan penulis diawali dengan nomor-nomor gantung, seperti (¹), (²) , ataupun (³).

2. Tulislah Judul Buku Terjemahan Tersebut

Langkah selanjutnya yang mesti dilakukan adalah menulis buku terjemahan yang isinya dikutip tersebut. Adapun judul buku yang mesti dikutip adalah judul buku yang sudah diterjemahkan. seperti halnya pada 4 cara penulisan daftar pustaka dari buku yang baik dan benar, judul buku yang ditulis dari catatan kaki ini juga mesti ditulis dengan menggunakan huruf miring. Misalnya: Biografi Ibn Khaldun.

3. Tulislah Nama Penerjemahnya

Setelah nama penulis dan judul buku, hal lain yang patut ditulis selanjutnya adalah menulis nama penerjemah buku tersebut. Dalam penulisannya, nama penerjemah tidak itulis dengan huruf miring dan juga ditulis dengan nama depan terlebih dahulu dan kemudian disusul nama belakangnya. Gelar yang terdapat pada nama penulis tidak mesti ditulis pada catatan kaki ini. Selain itu, dalam menulis nama penerjemah pada catatan kaki ini, nama penerjemah mesti diawali dengan terj. yang merupakan singkatan dari terjemahan. Misalnya: Terj. Machnun Husein.

4. Tulislah Kota Penerbit, Nama Penerbit, dan Tahun Terbit dalam Satu Tanda Kurung ( ( ) )

Seperti penulisan catatan kaki pada umumnya, penulisan kota penerbit, nama penerbit, dan tahun terbit pun juga mesti dilakukan. Adapun cara penulisannya antara lain: tulislah kota penerbit berasal, kemudian diikuti oleh tanda titik dua (:), nama penerbit, tanda koma (,) dan tahun buku terjemahan tersebut diterbitkan di dalam tanda kurung ( ( ) ). Misalnya: (Jakarta: Zaman, 2013).

5. Tulislah Halaman yang Dikutip

Langkah terakhir yang mesti dilakukan dalam penulisan catatan kaki dari buku terjemahan adalah menulis halaman dari teks yang dikutip. Cara penulisan ini dilakukan dengan menulis “hlm” terlebih dahulu, lalu kemudian barulah tulis nomro halaman yang teksnya dikutip. Contohnya: hlm. 58.

Setelah semua cara tersebut dilakukan, maka format penulisan catatan kaki yang bersumber dari buku terjemahan akan berbentuk seperti ini: ¹Abdullah Muhammad Enan, Biografi Ibn Khaldun, Terj. Machnun Husein, (Jakarta: Zaman, 2013), hlm 58.

Demikianlah pembahasan mengenai cara menulis catatan kaki dari buku terjemahan. Semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian. Sekian dan terima kasih.

, , , , , ,
Post Date: Sunday 04th, February 2018 / 12:50 Oleh :
Kategori : catatan kaki